Manfaat Teman Berkumpul

Posted: Februari 5, 2011 in Silaturrahmi Kami

Hampir beberapa kali sowan di kediaman Simbah Kakung KH. Mustofa Bisri,  tanpa sengaja saya ditakdirkan Allah azza wajalla selalu bersamaan dengan Sang Celurit Emas D.Zawawi Imron. Dua orang penulis produktif yang karyanya menurut saya memiliki kelebihan ‘rasa’ tersendiri. Penuh makna dan menyejukkan jiwa. Tanpa terasa, jika berkumpul dengan beliau berdua buku catatan harian saya penuh dengan inspirasi yang melonjak-lonjak.

Hal ini kemudian memberikan kejelasan dalam jiwa saya bahwa berkumpul dengan penulis lama-lama akan jadi penulis juga. Kemudian saya teringat pesan guru saya, KH.Miftahul Luthfi Muhammad, “Jika kamu ingin menjadi orang sabar berkumpullah dengan orang sabar. Jika kamu ingin jadi orang ikhlas berkumpullah dengan orang-orang ikhlas.”

Walaupun secara tidak langsung beliau mengatakan jika ingin menjadi penulis berkumpullah dengan penulis, tetapi nasihat itu saya tarik benang merahnya, hakikatnya adalah sama. Beberapa hari sebelum Allahu yarham Gus Zaenal Arifin Thoha Yogyakarta wafat, dia menulis di sebuah buku yang beliau  hadiahkan kepada saya, “Jika gurumu adalah seorang penulis, maka kamu juga akan menjadi penulis”

Semoga kita semua dikuatkan oleh Allah untuk selalu membaca dan menulis, karena dengan wasilah itu analisa pemikiran kita akan kuat dan tajam, sehingga dengan sukarela kita mengamalkan apa yang kita tulis.

 

Londo

Posted: Februari 5, 2011 in Sejarah Jarah

Orang jawa  menyebut orang Belanda dengan kata ‘londo’. Kata ini juga kerap di nisbatkan kepada setiap orang bule. Sejak kecil dulu, yang terdengar dalan pikiran saya adalah kebencian yang mendalam dengan mereka yang telah menjajah bangsa Indonesia selama 350 tahun dan membunuh ribuan rakyat Indonesia. Maka saya suka sekali melihat film perjuangan 10 Nopember, karena ada jendral Mallaby yang terbunuh. Begitu juga ketika perang-perangan di waktu kecil, yang berperan sebagai londo harus kalah.

Saya kemudian menjadi heran ketika itu rekreasi ke Borobudur. kok banyak londo tapi kok tidak ditembak saja. bukankah mereka yang menyengsarakan kita. Lama kelamaan sifat benci kepada mereka kok semakin berkurang. Saya tidak tahu kenapa ini terjadi. Apa saya sudah mulai lupa kalau imam bonjol dulu diadu domba. Apa saya sudah lupa kalau pangeran diponegoro dulu ditipu dan dibunuh oleh mereka. entahlah….

 

Kita Ibarat Rangkaian Mobil

Posted: Februari 5, 2011 in Khunaifi Filosofi

Dalam perjalanan kehidupan ini, kita tidak menyombongkan diri. Jika itu terjadi, maka kehidupan kita tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Contoh saja ketika salah satu rangkaian mobil bernama velg sombong berkata kepada ban, “Kamu tanpa saya tidak akan bisa berjalan,” lalu ban dengan sombong juga menjawab, “La kamu, mana mungkin bisa berjalan tanpa aku”.

Mesin mobil yang mendengar itu langsung menyahut, “Walaupun kalian berdua ada, tanpa aku mana bisa jalan?”

Rangka mobil tidak mau kalah, “Walaupun ada mesin, kalau tidak rangkanya bagaimana?

Yang terakhir, kunci mobil datang dengan bangga, “Kalian semua ini tanpa aku yang tidak bisa bunyi, dasar goblok semua..”

Mobil pun akan berjalan setelah di stater, stir mobil berkata kepada kunci, “Hai kunci, bisakan mobil ini berjalan tanpa aku?”

 

***

 

Dari ilustrasi di atas memberikan pelajaran dalam hidup kita, bahwa kita yang ditakdirkan oleh Allah dengan beragam profesi  tidak boleh saling menyombongkan diri, sebaliknya harus saling bekerja sama saling mengisi dengan orang lain. Kita harus ingat, setiap manusia diberikan Allah kelebihan masing-masing…

 

Batang-batang

Posted: Februari 5, 2011 in Puisi

kau besarkan dia

dengan hijaumu yang mempesona

kau teduhi  ruhaninya

dengan dedaunan ilahi

kau angkat dia

seperti kapuk

yang terbang

bebas

berkelana

meringankan siapa saja

yang bersamanya…

 

 

Zawiyah Tambak Bening. 14102010

 

Resiko (Hutang) Janji Massal

Posted: Februari 5, 2011 in Konteporer

Ada sebagian orang mengatakan jika hidup tanpa hutang, bagaikan bulan tanpa bintang. Artinya tidak indah.Namun sebenarnya hutang merupakan satu hal yang menjadikan kita tidak khusuk dalam ibadah kepada Allah. Termasuk hutang yang berupa janji.

Janji adalah hutang (al-wa’du dainun), begitulah yang sering saya dengar. Sebagaimana hutang uang, orang telah berjanji harus siap menanggung resiko dirinya akan ditagih jika janji itu belum ditepati. Maka, jangan mengeluh kesah jika kita telah berjanji, lalu dikemudian hari ada orang yang menuntut kita.

Anda mungkin pernah mendengar janji-janji calo-n presiden, calo-n gubernur, calo-n walikota, calo-n bupati, calo-n kepala desa, bahkan calo terminal.

Nah, ketika suatu saat ternyata janji calo-n presiden sampai calo terminal tersebut hanya hisapan jempol. Apa yang terjadi kemudian? Anda semua sudah tahu kongkrit jawabannya pada 20 Oktober 2010 kemarin.

Apalagi yang dijanjikan adalah orang bugis. Saya mendengar langsung dari D. Zawawi Imron bahwa orang bugis itu jika akan melakukan sesuatu tidak pernah berjanji terlebih dahulu. Tetapi langsung action. Misalnya ingin memberi orang lain ya memberi. Tanpa harus berjanji. Sehingga jika kemudian dia banyak mendengar janji yang tidak terealisasi…maka sekali lagi Anda tahu jawabannya di Makasar.

Ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak mudah mengobral janji. Apalagi janji secara massal. Sebaliknya jika ingin melakukan sesuatu kebaikan kepada orang lain, tidak usah kita menjajikannya terlebih dahulu.

Itulah yang dicontoh oleh Rasulullah Muhammad saw nabi kita tercinta, karena beliau tidak butuh populeritas untuk mengangkat pecitraan diri beliau. tidak butuh pujian orang lain…

 

Jika mengikuti rentetan musibah yang terjadi di negeri kita, maka kita akan mendapati satu hal. Musibah itu terjadi pada saat musim haji. Adakah hubungan antara jamaah haji dan musibah? Wallahu a’lam bi showwab.

Tetapi apabila melihat kondisi jamaah haji Indonesia di tanah suci yang terdzalimi, (mulai akomodasi sampai transportasi, dll) bukan tidak mungkin ada hubungan erat antara doa kekecawaan orang yang didzalimi dengan yang mendzalimi (baca pemerintah). Nabi dawuh, doa orang yang terdzalimi itu mustajabah alias cos pleng. Apalagi ini di tanah suci…hemm tambah mantab pool.

Doa tersebut memang tidak seharusnya keluar dari mulut seorang muslim yang sedang berhaji, namun tahukah Anda jika manasik haji kita hanya menyentuh kulit ari dari tujuan ibadah haji itu sendiri. Alias hanya terfokus pada gerakan fiqh saja. Adapun akhlak ketika di tanah suci seakan menjadi hal yang diabaikan oleh pemerintah.

Biaya haji sebesar itu tidak digunakan mendidik jamaah haji secara intensif dan sungguh-sungguh seperti halnya di Malaysia yang harus masuk karantina untuk mendapatkan pendidikan haji secara intensif. Ketika di tanah air mereka sudah tahu nama hotel, lantai dan nomor kamar mereka saat di tanah suci. Sedangkan jamaah haji Indonesia harus bertengkar dulu untuk rebutan kamar hotel.

Jamaah haji kita seperti HI (Haji Instan). Kelihatannya berhaji, tetapi seperti belum berhaji. Jadi, bisa jadi tanpa kontrol diri doa kekecawaan itu meluncur begitu saja di tanah suci, sehingga pemerintah harus kalang kabut dengan bencana yang betubi-tubi ini. Dan doa tidak baik itu bisa berbalik kepada dirinya sendiri tanpa mereka sadari….

 

Ini hanya renungan saya. Jika ada salah analisa itu murni kesalahan saya.

 

Sabar Itu Tidak Ada Batasnya….

Posted: Februari 5, 2011 in Akhlak Islami

Banyak kita mendengar orang di sekitar  mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya. Namun, dinul Islam memberikan arahan kepada pemeluknya bahwa sabar itu tidak batasnya. Hujjah yang pertama adalah, orang sabar itu selalu bersama (rahmat) Allah. Membatasi kesabaran berarti membatasi seseorang untuk bersama Allah.

Sedangkan contoh dari ajaran itu terdapat pada satu riwayat pada saat Nabi Muhammad saw bersama sahabat Abu Bakar as-Shidiq r.hu.

Begini ceritanya….

Suatu hari, Rasulullah saw bertamu ke rumah sahabat Abu Bakar as-Shidiq r.hu. Ketika bercengkrama dengan Rasulullah saw, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencelanya. Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah. Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!”

Rasulullah menjawab, “Sewaktu ada seorang Arab Badui datang lalu mencelamu, dan engkau tidak menanggapinya, aku tersenyum karena banyak malaikat di sekelilingmu yang akan membelamu di hadapan ALLAH. Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya.”

Dari riwayat di atas cukuplah memberikan pemahaman, bahwa sabar itu memang tidak ada batasnya…Semoga kita semua mampu mengamalkannya….



 

Naik Jaguar pun Tidak Enak…

Posted: Februari 5, 2011 in Konteporer

Setiap tindakan seseorang akan merasa indah jika suasana hati dan batin diliputi ketenangan. Banyak kita lihat orang yang berjalan kaki atau naik sepeda angin yang wajah terlihat bersahaja ketika melintas di jalan raya. Walaupun untuk makan besok, terkadang belum ada persiapannya. Itulah cermin suasana hati mereka.

Sebaliknya, lihatlah mimik wajah seseorang yang sedang naik mobil Jaguar seharga dua milyar, namun anaknya sedang terlibat kasus narkoba. Dalam perjalanan ke kantor Polisi dia marah-marah kepada sopir karena kurang kencang jalannya. Dia memaki kendaraan lain yang dianggap menghalangi jalan mobilnya.

Mobil jaguar seharga milyaran itu seakan tidak ada harganya. Naik di atasnya –yang seharusnya jauh lebih nyaman daripada naik angkot-, namun tidak begitu kenyataannya. Untuk itu, saya mencoba copykan dari mas topan beberapa kunci ketenangan hati.

1. Jangan terlalu bergantung pada orang lain.

2. Jangan berburuk sangka terhadap orang lain.

3. Jangan selalu mengingat penyesalan di masa lalu.

4. Jangan menyimpan kemarahan, dendam, iri hati dan kebencian.

5. Jangan membiasakan sikap terburu buru.

6. Jangan khawatir akan hari esok. Tuhan menjanjikan masa depan, dan harapan kita tidak akan pernah lenyap.Cinta, hidup dan mati ada di tangan Tuhan.Ia telah menuliskan takdir manusia jauh saat sebelum kita di lahirkan.Ia tahu apa yg terbaik bagi kita, maka dari itu jangan pernah sesali apa yang terjadi meskipun terasa perih bagi kita.Pada akhirnya setiap manusia akan di ciptakan untuk saling berpasang pasangan, maka dari itu jgn pernah kuatir akan cinta mu.

7. Ketuklah, Maka pintu akan terbuka.Ingatlah pada Allah, maka Ia akan mengingatmu.Berdoalah, maka keluh kesahmu akan didengarkan.

Semoga bermanfaat….

 

 

Jika seorang pelajar ingin meraih kesempurnaan ilmu, hendaklah ia menjauhi kemaksiatan dan senantiasa menundukkan pandangannya dari hal-hal yang haram untuk dipandang karena yang demikian itu akan membukakan beberapa pintu ilmu, sehingga cahayanya akan menyinari hatinya. Jika hati telah bercahaya maka akan jelas baginya kebenaran. Sebaliknya, barangsiapa mengumbar pandangannya, maka akan keruhlah hatinya dan selanjutnya akan gelap dan tertutup baginya pintu ilmu. (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah).

Mata dan hati memiliki ikatan yang kuat. Para dokter akhlaq bertutur, “Antara mata dan hati ada kaitan eratnya. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hati pun rusak dan hancur. Berapa banyak jatuh korban akibat kerlingan mata yang membawa kehancuran dan penderitaan. Sudah amat banyak kita dengar kasus-kasus perbuatan keji yang dilakukan oleh para pemuda (perzinaan, homoseks, lesbian), suami-istri yang bercerai, atau menderitanya anak-anak sebagai korban. Semua bencana ini berasal dari pandangan mata, sebagaimana kata penyair, “Pandangan, lalu senyuman, kemudian salam dan bicara, lalu janji, kemudian pertemuan”. Pandangan melahirkan lintasan pikran, lintasan pikiran melahirkan nafsu syahwat, nafsu syahwat melahirkan kemauan yang kuat, sehingga menjadi tekad yang bulat. Dari sini dapat dipastikan akan muncul suatu perbuatan, selama tidak ada penghalang. Mustahil bisa terjaga kehormatan dan kesucian keluarga kecuali dengan menahan diri dan menjaga pandangan mata.

Sebuah pepatah mengatakan, “Bersabar menjaga mata lebih mudah daripada bersabar menanggung derita sesudahnya.” Seseorang yang mengumbar pandangannya akan senantiasa menyesal, ia terkena panah dari salah satu panah beracun iblis. ‘Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata, “Mata adalah tempat memancing bagi setan.” Masuknya setan salah satunya ketika seseorang memandang. Sesungguhnya masuknya setan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke ruangan yang hampa. Setan akan menjadikan wujud yang dipandang seakan-akan indah, menjadikannya sebagai berhala tautan hati. Kemudian mengobral janji dan angan-angan. Lalu ia nyalakan api syahwat dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Seseorang tidak mungkin melakukannya tanpa adanya gambaran wujud yang dipandangnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan kaum mukminin dan mukminat apa yang menimbulkan syhwat lelaki dan syahwat wanita dan tidak memperkeras peringatan-Nya dari perzinaan saja. Bahkan apa yang mengajak atau mendekatkan pada zina pun dilarang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (Al-Quran al-Karim Surah Al-Isra’ [17]: 32).

Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Dua pasang mata itu berzina dengan cara melihat.” (Muttafaq ‘alaihi). Dipahami bahwa menatap dengan mata adalah sebagian dari zina karena mendapat bagian yang besar dari kelezatan serta hiburan antara pria dan wanita. Oleh sebab itu, pandangan mata harus dijaga.

MANFAAT MENJAGA PANDANGAN MATA

[1]. Mendekatkan hati kepada Allah. Melepaskan pandangan tanpa kontrol dapat merusak dan menjauhkan hati dari Allah, serta dapat memutuskan hubungan antara hamba dan Tuhan. Para pemerhati masalah jiwa mengemukakan bahwa antara mata dan hati ada satu celah dan jalan. Manakala mata rusak, maka hati pun rusak, dan menjadi tempat kotoran. Hati itu tak bisa lagi menjadi fasilitas untuk mengenal, mencintai, dan menuju Allah.

 

[2]. Memberikan pakaian penuh cahaya kepada hati. Melepaskan pandangan secara bebas berarti membusanai hati dengan pakaian kegelapan. Karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan ayat an-Nur (cahaya) segera setelah memberikan perintah menjaga pandangan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ”Katakanlah kepada orang-orang mukmim untuk menjaga pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka” (Al-Qur’an Al-Karim Surah An-Nur [24 ]: ayat 30) Setelah itu, Allah menyebutkan hasil atau pengaruhnya, “Allah adalah cahaya yang menerangi langit dan bumi. Cahaya-Nya itu bagaikan lubang, yang di dalamnya ada pelita … “ (Al-Qur’an Al-Karim Surah An-Nur [24]: ayat 35) Yaitu, seperti cahaya Allah di dalam hati hamba-Nya yang mukmin yang menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Manakala hati mendapat nur, hati itu dapat menerima berbagai kebaikan dari segala sisi. Namun, ketika hati gelap, ia menerima seluruh musibah dan keburukan dari semua tempat.

 

[3]. Melahirkan firasat yang benar, yang dengannya seseorang bisa membedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang jujur dan yang dusta. Syuja’ al-Karmaniy mengatakan, ”Siapa yang mengisi lahiriahnya dengan mengkuti sunnah dan mengisi batinnya dengan senantiasa mawas diri, menjaga pandangan dari yang terlarang, menahan diri dari syubhat, dan makan yang halal, pasti firasatnya tidak pernah salah.” Syuja’ sendiri adalah orang yang firasatnya senantiasa benar.

[4]. Membuat hati berkonsentrasi dalam memikirkan hal-hal yang baik. Mengumbar pandangan, akan membuat seseoarang akan lupa akan hal itu, karena ada pembatas antara dia dan hatinya. Jiwanya pecah dan ia jatuh ke dalam perangkap hawa nafsunya dan lalai mengingat Tuhan. Ada kisah menarik mengenai menjaga pandangan ini. Karena sangat menjaga pandangannya, sebagian orang menduga bahwa Rabi’ bin Khutsaim buta. Selama dua puluh tahun, ia sering berkunjung ke rumah ibnu Mas’ud, ”Temanmu yang telah buta telah datang.” Ibnu Mas’ud tertawa karena ucapan itu. Ketika melihat Rabi’, Ibnu Mas’ud berkata, ”Alangkah gembiranya al-mukhbitiin (orang-orang yang merendahkan diri dihadapan Allah). Demi Allah, seandainya Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Sallam melihatmu, pasti beliau senang.” Mata yang selalu dijaga dari hal-hal yang diharamkan, tidak akan tersentuh oleh api neraka sebagaimana sabda Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa Sallam, “Tiga pasang mata tidak akan menyentuh api neraka, yaitu mata yang menutup dari apa yang diharamkan oleh Allah, mata yang terjaga di jalan Allah, dan mata yang menangis karena takut kepada Allah.” (Hadits Riwayat Imam Hakim dan Imam Baihaqy). Balasan itu setimpal dengan amal. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, niscaya Allah akan mencemerlangkan cahaya bashirahnya. Siapa yang meninggalkan sesuatu demi Allah, Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik baginya. Apabila seseorang menjaga pandangan dari hal-hal yang haram, Allah akan menggantikannya dengan nur pandangan-Nya. Allah juga akan membukakan untuknya pintu pengetahuan, iman, makrifat, dan firasat yang benar.

 

Kesempatan Itu Masih Ada Kawan

Posted: Februari 5, 2011 in Motivasi Muslim

Gusti Allah azza wajalla sungguh indah dan romantis jika kita benar-benar mau berfikir dengan penuh cinta. Salah satunya, kita sebagaimana manusia yang banyak melakukan dosa ini masih diberikan nikmat untuk menghirup udara segar dunia milik-Nya. Orang yang berniat baik ditulis sebagai satu pahala dan jika melakukan dilipatgandakan sepuluh kali lipatnya. orang yang berniat jelek tidak ditulis sebelum melakukan perbuatan tersebut. Ketika melakukan perbuatan jelek itupun masih ditunggu taubatnya hingga sore. Jika sore dia hari dia bertaubat, maka perbuatan itu tidak jadi dituliskan.

Dan lihat pula ketika Allah azza wajalla memberikan kesempatan kepada kita untuk selalu menerima taubat sebelum nyawa sampai di kerongkongan dan selama matahari belum terbit dari barat. Maka, jangan putus asa kawan. Masih ada kesempatan untuk menjadi orang baik selama matahari masih terbit dari timur. Bergegaslah kawan….sambut masa depan yang sesungguhnya. Yaitu kampung akhirat.