Archive for the ‘Tarbiyah’ Category

Bismillah… Hamidan lillah… wa mushalliyan ‘ala Rasulillah…

Sebuah keluarga besar dengan kepala keluarga, sebut saja Pak Fatah memondokkan semua anaknya ke pesantren. Enam anaknya dipondokkan secara terpisah. Yang perempuan di pondok khusus untuk menghafal al-Qur’an, sedangkan yang laki-laki ada di pondok salaf.

Sebagai seorang pedagang kecil-kecilan, sungguh dia menyadari betapa Allah azza wajalla telah menyukupi kebutuhan diri dan anak-anaknya. Betapa tidak, setiap bulan dia harus mengirimi ‘amplop sangu’ untuk mereka. Yang membuat dia yakin apabila anak-anak yang diwakafkan di jalan agama semua akan dicukupi oleh Allah adalah ketika saat akan kirim uang, ada saja rezeki yang datang.

Itu terjadi sekitar sepuluh tahun yang lalu. Kini sudah tidak ada lagi yang di pesantren. Anak putrinya menikah dengan seorang pengasuh pesantren. Dan anak putranya mendirikan pesantren sendiri. Pada saat ini, misalnya dia harus mengirimi satu saja anak di pesantren dia tidak lagi mampu. Dagangannya tidak seramai dulu. Dia kini lebih banyak menerima kiriman dari anak-anaknya. Istilah kerennya Pasif income. Hehehe..

Keluarga Pak Fatah bukan satu-satunya. Masih banyak lagi saya menjumpai orang-orang yang selalu diberi kemudahan rezeki oleh Allah azza wajalla ketika memondokkan anaknya dan kemudian tiba-tiba rezeki itu seakan-akan ditutup begitu saja apabila anak-anak itu mulai ‘mentas’ dari bumi pesantren.

Guru kami di pesantren selalu memberikan motivasi, jika kami belajar dengan niat thalabul ilmi atau mencari ilmu secara ikhlas lillahi ta’ala dan selalu mendoakan kedua orangtua di setiap habis shalat, hal ini akan sangat berpengaruh pada kemudahan orang tua dalam mengais rezeki. Dan ini berlaku saat belajar di manapun.

Dan ini ternyata benar adanya. Walaupun memang di pesantren tempat kami mukim adalah gratis, namun orang tua saya dan teman-teman lain juga merasakan betapa Allah azza wajalla memberikan kemudahan dalam ‘rezeki’. Salah satu yang orang tua saya rasakan sebagai petani biasa mampu menunaikan ibadah haji bersama-sama. Secara rasional, ini tidaklah mungkin. Tetapi dalam ‘matematika Allah’ hal ini bukanlah hal yang sulit. Pada saat panen, pas harga gabah membumbung tinggi. Nah….semua hasil penjualan langsung untuk daftar haji deh. Allahumma brangkat lancar….

Hal ini tentunya memberikan pelajaran berharga bagi kita, agar di manapun dan kapan pun tidak melupakan thalabul ilmi dan selalu mendoakan kedua orang secara ikhlas. Mencari ilmu tidak harus di pesantren, di bangku kuliah atau sekolah. Banyak sekali di sekitar kita baik masjid maupun mushalla yang mengadakan kajian-kajian. Selamat membuktikan atau mungkin sudah ada diantara Anda yang merasakan?