Kebanggaan itu justru muncul saat di luar negeri. Sopan santun dan penuh senyum…menghiasi wajah-wajah Indonesia. Tentu ini terkadang sulit kita jumpai bagi orang luar negeri yang metenteng dengan pekerjaan maupun masalah yang menggandul di tempurung kepalanya.
Lihatlah sosok-sosok muslim Indonesia di Luar Negeri, mulai yang mengjar di masjdil haram sehinggi di gandrungi oleh umat ISlam seluruh dunia yaitu Syaikh Nawawi al-Bantani. Atau BJ Habibi yang sangat dihormati oleh orang-orang Jerman…
Nah kini saatnya kita bangkit untuk berkarya….jangan mau kalah dengan orang luar…Anda semua adalah salah satu pilihan Allah di bumi pantulan surgawi. Selamat berkarya…Salam damai Indonesia…

Dalam dunia tasawuf, Jalaluddin Rumi banyak memberikan kisah-kisah yang menarik dan penuh makna. Rumi banyak mengajarkan kepada kita sebuah cerita yang berisi parodi atau sebuah sindiran yang sangat halus dan nasehat-nasehat yang patut untuk kita renungkan.

Dalam Matsawi dikisahkan, pada suatu waktu, seorang Turki mendengar cerita bahwa di kota tempat ia tinggal, hidup seorang penjahit satin yang juga memiliki kepandaian atau kelihaian dalam mencuri. Siapa saja yang menjahitkan pakaiannya di tempat itu, tanpa disadari, ia akan tercuri kainnya oleh sang penjahit.

Orang-orang berkata,“Penjahit itu pandai dalam mengecoh orang dengan kecepatan tangannya yang ringan dan keahliannya dalam mencuri.”

Orang Turki itu menjawab, “Aku orang Turki dan aku berani menjamin aku tidak akan mungkin dapat tertipu olehnya. Meskipun ia berusaha seratus kali menipuku, ia tidak mungkin akan berhasil mengambil sehelai benang pun dari kainku.”

Orang-orang berkata lagi, “Sebaiknya kamu jangan takabur dulu, Orang yang jauh lebih pandai darimu-pun sudah pernah ia tipu. Janganlah kamu terkecoh dengan kecerdasanmu karena nanti kau akan merugi.”

Namun orang Turki itu malah merasa makin tertantang. Ia segera mengajak mereka bertaruh. Ia yakin penjahit itu tidak akan mampu menipunya. Singkat cerita, orang Turki itu pun datang menemui penjahit terkenal itu sambil membawa kain satin yang indah. Begitu ia masuk, penjahit yang terkenal licik itu menyambutnya dengan hangat. Ia segera meloncat dari tempat duduknya, menyalaminya dengan penuh semangat, menanyakan kabar dirinya dengan keramah-tamahan yang belum pernah ditemukan oleh orang Turki itu sebelumnya di kota tersebut.

Diam-diam orang Turki itu mulai bersimpati kepadanya. Setelah ia mendengar sambutan yang amat ramah itu, yang terdengar ternyata jauh lebih indah dari nyanyian burung Kutilang yang selama ini setiap hari ia dengarkan. Singkatnya si Turki pun menyerahkan kain satin yang dibawanya kepada penjahit tersebut.

Penjahit itu berkata, “Wahai orang yang paling baik, aku akan berkhidmat kepadamu seratus kali.”

Ia lalu segera mengukur kain dan mengelus-elusnya sementara bibirnya tidak henti-hentinya berbicara. Ia bercerita tentang kisah-kisah yang teramat lucu. Orang Turki itu pun tertawa terbahak-bahak. Ketika ia tertawa, tanpa sadar matanya tertutup, dan saat itulah si penjahit dengan kecepatan tangannya menggunting kain satinnya secepat kilat. Karena senangnya mendengar cerita sang penjahit, orang Turki itu lupa bahwa yang ia hadapi adalah seorang penipu besar yang akan menipu dirinya habis-habisan.

Seraya tertawa lebar, orang Turki itu berkata, “Demi Tuhan, teruskan cerita-cerita lucu-mu itu karena itu sangat membahagiakan dan menyenangkan hatiku.” Penjahit itu lalu mengisahkan cerita baru yang lebih lucu lagi. Kembali ketika orang Turki kembali itu tertawa, si penjahit untuk kedua kalinya menggunting kain satin dan menyembunyikannya.

Setelah itu, masih saja orang Turki itu berkata, “Ceritakanlah lagi lelucon-lelucon-mu yang lain padaku.” Dan berceritalah sang penjahit dengan lelucon yang lebih lucu lagi. Kembali penjahit tersebut menggunting kain satin itu tanpa disadari oleh pemiliknya. Orang Turki itu kini telah benar-benar menjadi korban dari humornya.

Dengan tipuan lihai dari penjahit tersebut melalui lelucon-leluconnya, si Turki matanya tertutup, akalnya hilang, dan kesadarannya lenyap sama sekali. Ia benar-benar mabuk akan lelucon-lelucon sang penjahit tersebut. Dan lagi-lagi penjahit itu memotong kain satinnya setiap si Turki itu tertawa.

Akhirnya saat orang Turki meminta penjahit itu kembali meneruskan ceritanya, sang penjahit menolak, “Berangkatlah wahai orang yang tertipu. Celakalah bila aku bercerita lelucon lagi padamu, pakaianmu nanti akan menjadi terlalu sempit. Alangkah anehnya tertawamu. Sekiranya engkau mengetahui sedikit saja dari kebenaran, niscaya kamu akan menangis, bukannya tertawa….”

Kisah di atas, diceritakan oleh Jalaluddin Rumi dalam buku ke-enam Kitab Matsnawi yang merupakan ‘masterpiece’nya. Seperti Kisah Rumi yang lain, perlu waktu untuk mencerna makna dibalik ceritanya. Kisah tersebut memberikan pelajaran yang amat berharga kepada kita. Kita adalah ibarat “orang Turki” yang datang ke hadapan sang penjahit. Sedangkan Pejahit dan penipu ulung itu adalah “kehidupan dunia kita saat ini” yang membawakan kepada kita cerita-cerita yang lucu dan menyenangkan.

Tidak jarang kita memang mabuk dengan cerita-cerita dunia yang memang membuat kita terlena dan terpana. Tanpa kita sadari waktu pun menggunting ‘satin kehidupan’ kita sendiri. Satin adalah ibarat ‘lambang kehidupan’ dari kita, yang kita simpan dihadapan penjahit untuk dijadikan ‘jubah kesalehan’ kita.

Namun karena tipuan dunia, yang memberikan hiburan tanpa henti pada kita, ‘satin kehidupan’ itu tanpa kita sadari menjadi amat sempit. Dunia terus memotonginya dengan gunting waktu yang amat tajam. Seperti kata Rumi, “kita adalah orang-orang yang menjalani kehidupan ini, sementara hari demi hari menggunting sebagian besar dari satin kehidupan yang seharusnya kita persembahkan untuk dijadikan jubah kesalehan kita di hadapan Tuhan.

Kita sungguh terlena oleh kehidupan ‘fatamorgana’ dunia, padahal Rasulullah SAW jauh hari sudah mengingatkan bahwa kehidupan di dunia ini hanya tipuan, kehidupan sementara, akhiratlah kehidupan kita yang sebenarnya.

Dalam surat Al An’am, Al-Quran mengingatkan kita, “Tidaklah kehidupan dunia ini kecuali permainan dan canda tawa. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am; 32)

Sebagaimana digambarkan oleh Rumi, kita sudah jadi para pencinta dunia atau yang biasa disebut dengan ‘kaum materialis’. Kita hanya sibuk tenggelam dalam hal-hal yang material semata. Kita bahkan sudah tidak pernah mau tahu dengan hal-hal yang bersifat ”behind the material”. Kita lebih sering lalai dan terlena dengan kehidupan dunia kita yang sementara dan melupakan kehidupan akherat kita.

Allah SWT mengingatkan kita dengan firmanNya“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS Ar Ruum ayat 7)

Sebagai orang beriman tentunya kita ingin berhasil juga di dunia. Tetapi doanya dan harapannya kepada Allah tidak pernah berhenti hanya pada hal-hal sebatas dunia. Kita hampir selalu mengharapkan akhirat bersamaan dengan harapannya akan dunia.

Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kita agar jangan tertipu oleh dunia. Hendaknya selalu sadar bahwa hakikat senang dan susah adalah di akhirat bukan di dunia. Senang dan duka adalah permainan dunia. Senang di dunia tidak perlu membuat kita lupa. Susah di dunia tidak perlu membuat kita berputus asa.

Hendaknya semua itu tak membuat kita lupa akan tujuan lahir kita di dunia. Al-Quran mengatakan, “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al-Mulk; 1-2)

Sekali lagi, marilah kita berusaha menyelamatkan serpihan satin-satin kehidupan kita yang tersisa setelah digunting oleh kehidupan hari-hari kita yang terlena oleh ‘ fatamorgana’ dunia. Mari kita kumpulkan lagi serpihan kain satin tersebut untuk kita jahit kembali menjadi pakaian jubah kesalehan kita dihadapan Allah SWT.

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa beberapa penemuan yang mengubah peradaban dunia berasal dari para ilmuwan muslim.Para ilmuwan ini mempunyai kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan  merupakan temuan awal sebelum dikembangkan oleh ilmuwan Barat lainnya.Penemuan-penemuan ilmuwan muslim ini sempat terlupakan oleh masyarakat dunia.Untuk itu sebuah Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban (The Foundation for Science Technology and Civilisation (FSTC) yang berpusat di London Mengadakan pameran untuk memperlihatkan dan menegaskan kepada publik tentang kontribusi peradaban non-barat yang sudah ada 1000 tahun yang lampau.

Apa saja penemuan-penemuan itu?

1. Operasi Bedah

Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan.

2. Kopi

Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum sufi tetap terjaga ibadah larut malam. Kemudian dibawa ke Kairo oleh sekelompok pelajat yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.

3. Mesin Terbang

Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.

4. Universitas

Pada tahun 859 seorang putri muda bernamaFatimaal-Firhi mendirikan sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian. Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi wanita muslim di mana pun di dunia.

5. Aljabar

Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenalPersiaabad ke-9 ‘Kitab al-Jabr Wal-Mugabala’, yang diterjemahkan ke dalam buku ‘The Book of Reasoning and Balancing’. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa menjadi kekuatan.

6. Optik

“Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm,” ujar Hassani. Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia melihat obyek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teoriEucliddan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri. Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan koneksi antara optik dan otak.

7. Musik

Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.

8. Sikat Gigi

Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam Miswak juga digunakan dalam pasta gigi modern.

9. Engkol

Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim, termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek berat terangkat relatif lebih mudah.

Untuk Kanjeng Nabi

Posted: Februari 13, 2011 in Puisi

Setiap gerak jiwa ini

Terasa ada mentari menyinari

Dari seorang yang suci

 

Muncul getaran

Getaran itu makin menjadi

Jika shalawat dan salam berbisik

 

Cintanya

Cintanya

Kepada umatnya sungguh luar biasa

 

Kesejahteraan bagimu wahai pemimpin kami

Keselamatan bagimu wahai nabi

Keberkahan semoga selalu untukmu….

 

Surat dari Malaikat 1

Posted: Februari 6, 2011 in Uncategorized

Tahukah kita bahwa surat dari malaikat maut itu sebenarnya melekat kuat pada diri kita….Namun banyak diantara kita yang tidak menyadarinya…Bersambung

Perkakas ‹ arifkhunaifi — WordPress.

Hikmah Membaca Sejarah

Posted: Februari 5, 2011 in Sejarah Jarah

Membaca sejarah orang-orang berjiwa besar dan berani mengambil resiko untuk kepentingan kemanusiaan sesungguhnya merupakan bentuk internalisasi jiwa mereka ke dalam jiwa kita. Lebih dari itu, kita tidak mudah patah semangat dengan sandungan kegagalan, dikarenakan kita menganggap itu adalah bagian dari kerikil kecil dari perjalanan hidup, walaupun sebagaian besar mengatakan kegagalan adalah masalah besar.

Membaca sejarah menjadikan pemikiran kita jauh lebih progresif dan kreatif mengembangkan setiap jengkal kesempatan menjadikannya sesuatu yang bermanfaat terutana untuk kepentingan kita saat nanti di akhirat….

 

Kita ibaratkan ada seorang yang berjalan tanpa didampingi pemandu menuju sebuah tempat atau daerah yang tidak dikenalnya sama sekali, padahal dia akan tinggal di tempat tersebut beberapa saat untuk mencari perbekalan.

Maka yang terjadi adalah, orang tersebut akan menemui berbagai kesulitan dalam perjalanan, dia pun akan sukar dan susah ketika sampai ditempat yang dituju, karena dia tidak mengenal siapapun dan tidak tahu karakter orang-orang di sekitarnya.

Kecemasan selalu menggelayuti dirinya karena ternyata tidak mudah mengenali sifat para penduduk. Sedangkan dia juga harus mengumpulkan bekal untuk kembali ke tempat asalnya. Lebih menghawatirkan lagi baginya adalah pada saat kepulangan nanti, apakah dia akan selamat atau tidak.

Tentu saja hal ini berbeda dengan orang yang berjalan dengan pemandu, walaupun dia tidak mengenal tempat yang dituju, dia akan mudah melewati berbagai permasalahan dikarenakan sang pemandu memang sudah berpengalaman. Dia juga akan mengetahui melalui pemandu, usaha-usaha apa yang harus dilakukan agar dia mendapatkan bekal di tempat tersebut.

Melalui pemandu itu dia mengetahui sifat-sifat penduduk setempat serta kebiasaannya, sehingga dengan begitu dia tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan yang menjadikan penduduk benci dan tidak senang kepadanya.Sehingga nanti dia bisa kembali ke tempat asalnya dengan selamat, tanpa ada rasa kekhawatiran.

Al-Qur’an adalah pemandu utama kita semua yang sebenarnya buta tentang bagaimana ‘peta’  kehidupan di kampung dunia. Karena di dalamnya memang berisi petunjuk untuk berjalan di atas kebenaran.

Al-Qur’an merupakan kreasi dari dzat Maha Pemandu, yaitu Allah azza wajalla. Dia amat-sangat menguasai medan lapangan kampung dunia, karena Dialah yang menciptakannya. Dia tahu betul dan faham karakteristik seisi kampung dunia. Sungguh adanya pemandu ini adalah bukti nyata bahwa Allah swt adalah Maha Penyayang kepada para hamba-Nya.

Maka, dengan membacanya kita akan diarahkan pada jalan kehidupan yang baik.  Dijelaskan antara yang halal dan yang haram. Kita juga akan terbimbing untuk mengenal cara yang baik dalam mencari bekal  di kampung dunia sebelum kembali kepada Allah. Kita tidak akan tersesat jika taat kepada pemandu.

Dengan pemandu itu pula kita akan dibimbing untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah dan seisi alam jagad raya, khususnya sesama manusia. Kita juga akan diberi tahu karakter-karakter penduduk kampung dunia, serta contoh-contoh manusia yang baik dan durhaka. Sehingga kita benar-benar bisa mengambil pelajaran berharga. Bahkan kita seakan diajak langsung melihat bukti nyata peninggalan sejarah orang-orang terdahulu dengan cerita hikmah yang mempesona.

Sehingga pada saat akan kembali ke kampung akhirat atau kembali kepada Allah, jiwa kita akan tenang dan tidak diliputi kegelisahan, karena bekal yang kita usahakan sudah terkumpul. Kita pun akan senang dan senyum penuh keridlaan saat kembali ke kampung itu, karena itulah kampung kita sebenarnya yang akan kekal hidup di sana untuk selamanya. Sedangkan kampung dunia, hanyalah sementara.

Sungguh rugi, jika kita menganggap kampung dunia ini sebagai tujuan utama. Salah satu tandanya adalah, kita begitu respek terhadap masalah dunia serta bersungguh-sungguh, dan sebaliknya lemah ghirah dan loyo terhadap urusan akhirat.

Allah swt akan cinta dengan amalan kita, jika kita menggunakan pandu al-Qur’an  yang Dia ciptakan. Dan inilah kedudukan yang sebenarnya kita harapkan, yaitu Allah ridla kepada kita, sedangkan kita pun ridla kepada Allah.

Rasulullah juga menerangkan kepada para sahabat, bahwa Allah swt telah membuat perumpamaan berupa sebuah jalan yang lurus. Di kedua sisi jalan itu ada dinding yang padanya terdapat beberapa pintu yang terbuka. Pada pintu-pintu terdapat tirai yang dilabuhkan. Sementara di atas pintu gerbang jalan tersebut ada penyeru yang berkata:

 

“Wahai manusia, laluilah jalan ini sampai ke ujung dan janganlah kalian berbelok-belok”, sementara itu ada penyeru lain di atas jalan tersebut yang berkata kepada manusia yang bermaksud membuka pintu salah satu dari pintu-pintu itu:

“Celaka, jangan membukanya, sebab bila engkau membukanya, engkau pasti akan terperosok masuk ke dalamnya”.

 

Jalan lurus yang dimaksud adalah Islam, dinding maksudnya adalah hukum-hukum Allah, pintu-pintu yang terbuka maksudnya adalah hal-hal yang haramkan Allah, penyeru di atas pintu gerbang maksudnya al-Qur’an, sedangkan penyeru di atas jalan maksudnya adalah nasehat dari Allah yang ada di dalam hati setiap manusia.

Jadi, jika kita sudah bersyahadat, kemudian mengamalkan hukum Allah, menjauhi yang haram, berpegang teguh kepada al-Qur’an dan berhati bersih, maka kita adalah pemuda hebat yang berada di atas jalan yang lurus.

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam Muslim di atas juga menunjukkan bagaimana pentingnya al-Qur’an sebagai penyeru hati, jiwa, dan ruh  agar kita selalu berada di jalan yang lurus yaitu dinul Islam, sekaligus terhindar dari jalan yang menjerumuskan dalam pintu-pintu kemaksiatan dan kesesatan.

 

Bensin Indonesia = Air Arab

Posted: Februari 5, 2011 in Tanah Suci

Saya punya teman asal Pakistan yang kuliah di Ummul Quro, Aziziah. Hebatnya, dia adalah  satu pemilik hotel di Makkah. Suatu saat mendekati saya (yang saat itu jadi mediator pihak hotel dan jamaah haji ) dan berkata dengan Bahasa Arab logat Urdu, artinya kurang lebih “Terus terang saya sangat suka orang Indonesia. Tapi tolong katakan kepada saudaramu. Ini adalah Makkah. Bukan Indonesia. Air di sini mahal karena berasal dari air laut yang disuling menjadi air tawar. Bukan seperti di Indonesia yang turun dari gunung dan mata air”

Ya. Dari segi kesopanan, kerapian, kewangian dan kedermawanan tidak ada yang lebih disuka oleh umat Islam sedunia kecuali Indonesia. Tidak ada orang yang lewat di depan orang lain dengan cara membungkuk  kecuali orang Indonesia. Tidak ada yang melangkahi bahu orang lain sebagaimana yang dilakukan oleh bangsa lain. Tidak ada yang memegang kepala orang lain yang sedang duduk menunggu shalat berjamaah. Kalau boleh saya lukiskan sebagaimana di FB, orang Indonesia akan memperoleh jempol (like) terbanyak dari bangsa lain. Hanya satu yang tidak disuka, yaitu boros air. Memang saya tahu dengan mata kepala sendiri, beberapa saat setelah mengisi air dari mobil air kontainer ke hotel, tidak lama setelah itu air habis.

Anda bayangkan, ketika begitu banyak jamaah haji yang begitu banyak mencuci pakaian di hotel. Padahal pihak hotel sudah menyediakan jasa loundry. ini sungguh tidak lazim bagi orang Arab. Loteng hotel penuh dengan pakaian, bahkan tidak sedikit yang tertukar dengan milik jamaah lain karena saking banyaknya baju ihram yang sama.Begitu juga pada saat berwudlu di sekitar masjidil Haram, kebanyakan orang Indonesia membuka penuh kran wudlu, sehingga banyak air yang terbuang. Banyak saya melihat kran yang telah dibuka lebar-lebar oleh orang Indonesia kemudian ditutup oleh saudara kita dari bangsa lain. m, lucu juga kalau melihat pemandangan seperti ini. Hal ini diperparah dengan mereka berlama-lama mandi karena tidak pernah mandi di bak mandi hotel dengan air panas atau dengan shower yang segerrr.

Air (bukan zam-zam) di Arab Saudi harganya bagaikan bensin jika dibandingkan dengan di Indonesia. Maka Anda akan jarang melihat orang mencuci mobil di depan rumah mereka. Kalaupun ada, akan banyak kritikan yang diterima. Pencucian mobil juga hampir tidak terlihat di jalanan sepertihalnya di Indonesia. Akan tetapi bensin di sana cukup murah. Ini bagaikan Anda mencuci mobil dengan bensin di depan rumah, saat di Indonesia. Bagaimana kira-kira reaksi orang-orang yang lewat dan juga tetangga Anda?

 

 

Bersungguh-Sungguh

Posted: Februari 5, 2011 in Kitabah Khutbah

Assalamu alaikum wr wb

Hamdalah, Syahadat, shalawat, wasiat.

(Khutbah Jum’at , 24 September 2010 (SMK PGRI 1 Surabaya)

Allah azza wajalla berfirman,

“Dan, orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami. Benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan, sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (Qs.al-Ankabût: 69).

Jama’ah sidang shalat jum’ah Rahimakumullah…

Pada suatu saat seorang alumni Mahasiswa ITS berkata kepada saya, yang intinya dia mengatakan bahwa lulusan SMK yang masuk ITS ternyata memiliki kelebihan daripada dia yang lusan SMU.  Untuk ukuran ini mungkin saja kita menganggap agak lumrah, karena masih ada hubungan antara teknik dan keahlian.

Namun saya punya pengalaman tersendiri kuliah Bahasa Arab dengan seorang lulusan SMK yang tentu saja tidak ada  hubungan sama sekali dengan  ini.  Namun dengan niat dan tekad yang kuat justru dia yang awalnya tidak bisa menulis arab sama sekali ini justru menjadi mahasiswa yang paling menonjol sekali. Begitu juga mengenai percakapan sehari-hari dengan Bahasa Arab, kemajuannya luar biasa melebihi yang pernah di pesantren lama. Bahkan sampai saat ini, dialah yang masih konsisten komunikasi dengan Bahasa Arab ketika bertemu saya.

Ma’asyiral Muslimin wazumratal mu’minin Rahimakumullah….

Karena dia teman karib, saya kemudian mengorek keterangan darinya tentang cepatnya dia dalam menguasai satu disiplin ilmu. Ada tiga kesimpulan yang saya peroleh.

Pertama. Dia bersungguh-sungguh niat untuk menuntut ilmu untuk semakin dekat kepada Allah.

Kedua. Selalu mengiringi langkah hidupnya dengan dzikrullah

Ketiga. Mengajarkan setiap ilmu yang diperoleh kepada orang lain.

Mari kita lihat analisa pertama.

Allah azza wajalla sangat cinta kepada para hamba-Nya yang senantiasa menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas. Dalam berbagai riwayat hadis yang hampir sama maknanya Rasulullah menegaskan kecintaan itu dengan direalisasikan dengan diturunkannya malaikat yang memberikan ketenangan  batin kepada si penuntut ilmu.

Semua yang makhluk yang di udara, di bumi bahkan semut di dalam lubangnya, ikan-ikan di laut yang paling dalam juga senantiasa mendoakan dan memohonkan ampunan kepada Allah azza wajalla. Sehingga para penuntut ilmu mendapatkan ilmu dengan mudah.

Hal itu bisa terjadi karena menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas agar ilmunya bisa mendekatkan dirinya kepada Allah. Bukan karena ingin dapat  ijazah atau dengan maksud-maksud yang lain. Karena pada hakikatnya, semua ilmu  yang dipelajari dengan baik dan benar merupakan batu loncatan untuk mengetahui Kemahabesaran Allah azza wajalla.

Maka, mulai saat ini kita harus berusaha memperbaiki niat untuk menuntut ilmu, jika kita salah dalam berniat sebelumnya agar kemudahan itu juga melekat pada kita semua. Amin.

Kedua, dia senantiasa berdzikir kepada Allah,

Jama’ah Rahimakumullah….

Orang yang banyak mengingat Allah dalam berbagai keadaan dia akan mendapatkan anugerah lebih  dari  yang  dia harapkan. Cita-citanya akan dimudahkan oleh Allah azza wajalla. Rasulullah saw bersabda dalam hadis qudsi;

“Barangsiapa yang disibukkan membaca al-Qur’an, dzikir dan meminta kepada-Ku, maka Aku memberikannya sesuatu paling utama di antara apa yang aku berikan kepada orang-orang yang meminta kepada-Ku.” (Hr.Tirmidzi dan Baihaqi)

Salah satu jawaban mengapa mereka mendapatkan kemudahan dalam kehidupan adalah disebabkan karena mereka tenang hatinya. Ketika hati seseorang sudah tenang, maka dalam mengerjakan sesuatu dia akan fokus dengan yang sedang ia lakukan. Dalam konteks pendidikan, anak-anak dan guru yang mempunyai konsentrasi tinggi dalam proses belajar mengajar akan menuai hasil kemanfaatan di kemudian hari. Allah swt berfirman,

“Orang-orang yang beriman itu menjadi tenang hatinya dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (Qs.ar-Ra’du: 28)

Ketiga, dia mengajarkan ilmu yang diperolehnya.

Orang yang mau mengajarkan ilmu yang dia peroleh berarti ilmunya bermanfaat. Pahala ilmu yang bermanfaat sepadan dengan dua amal yakni shadaqah jariah serta doa anak shalih kepada orang tuanya yang tidak akan terputus ketika seseorang telah meninggalkan dunia ini.

Yang terpenting adalah jangan sampai niat kita mengajar rusak karena kepentingan dunia sesaat ini. Sesungguhnya balasan dari Allah adalah balasan yang terbaik, karena balasan dari Allah azza wajalla di akhirat tidak ada bandingannya di dunia. Adapun apabila ada kompensasi dari keringat mengajar hendaknya bukan menjadi tujuan utama bagi kita.

Orang yang tahu besarnya manfaat mengajarkan ilmu saat di akhirat, dia akan berlomba-lomba untuk mengajar walaupun tanpa diminta. Orang yang ikhlas dalam mengajarkan ilmu, dia tidak akan lekang semangat walaupun dia diciderai dan dicaci maki sebagaimana yang diterima oleh Nabi Muhammad saw ketika mengajarkan ilmu.

Cara pertama adalah mengajarkan secara lisan atau dengan menuliskannya dalam bentuk karya buku yang juga akan bermanfaat nantinya.

Saudara-saudaraku Kaum muslimin,

Mari bersama kita renungkan hadis berikut, Rasulullah saw bersabda:

“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. DalamShohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)

Mengajarkan ilmu memang diperintah oleh agama, sungguh tidak disangkal lagi, bahwa mengajar adalah suatu pekerjaan yang utama. Nabi diutus ke dunia inipun dengan tugas mengajar, sebagaimana sabdanya :

“Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar”.(Hr. Baihaqi)

Demikian khutbah singkat ini semoga bermanfaat dan semoga kita semua bisa mengamalkannya.